BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini
termasuk dalam Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi
daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan
berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan
berbunga dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung, buah-buahan misalnya
apel, mangga, pisang, pepaya; buah dan biji Leguminosae, buah kariopsis dari
Graminae misalnya padi dan jagung. Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas
berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk
di dalamnya tumbuhan Graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun,
batang, bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil
memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh tersebar; daun
mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar
Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah tumbuhan dikotil. Kelompok
tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan penghasil
makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan
daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga
4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah yang disebut
dengan Angiospermae (Tumbuhan berbiji terbuka)?
2. Apa saja ciri-ciri
Angiospermae?
3. Bagaimana daur hidup
Angiospermae?
4. Ada berapa pengklasifikasian
Angiospermae?
5. Apa perbedaan
Dikotil dan Monokotil?
1.3 Tujuan
Masalah
1. Untuk mengetahui
tentang Angiospermae (Tumbuhan berbiji terbuka).
2. Untuk mengetahui
ciri-ciri Angiospermae.
3. Dapat menjelaskan
daur hidup Angiospermae.
4. Mengetahui
pengklasifikasian Angiospermae.
5. Untuk menjelaskan
perbedaan Dikotil dan Monokotil.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Angiospermae
Sejarah penemuan Angiospermae tidak terlepas dari
penemuanRobert Brown pada tahun 1827 karena, Pada awalnya, nama Angiospermae
dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji
yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai
tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam
pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan
"terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan
pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
2.2 Pengertian Angiospermae
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti
bunga dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah
tumbuhan berbiji yang tertutup tertutup. Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji
tertutup, karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari
daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-bagian
lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji
tetap terdapat di dalamnya. Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies
lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka, karena anggota
Angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan lebih dari 250.000 spesies.
Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia ini. Ada banyak factor
yang menentukan sehingga angiospermae terdapat di mana-mana. Di antaranya
adalah,
1. mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. membentuk buah, bunga dan biji.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).
1. mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. membentuk buah, bunga dan biji.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).
2.3 Ciri-ciri Angiospermae
Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, bakal
bijinya berada di dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah (
karpel) sehingga serbuk sari harus menembus jaringan daun buah untuk mencapai
bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya daun dan buah berdaging tebal,
misalnya pada manga, jeruk, dan semangka. Pada kacang-kacangan, misalnya
buncis, kapri, kacang panjang daun buah berupa kulit polong yang tipis. Daun
buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami
dormansi (tidak aktif). Dormansi yang dimaksud di sini adalah, Dormansi yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa
istirahat (Dorman). Dormansi benih berhubungan dengan usaha
benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan
memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada
kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah
membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009).
Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk dan
ukuran yang bervariasi. Ada yang berupa tumbuhan berbunga terkecil
berdiameter sekitar 2 mm, misalnya wolffia, hingga pohon raksasa dengan tinggi
lebih dari 100 m, misalnya pohon gom. Tubuh Angiospermae terdiri dari akar,
batang, daun dan bunga. Akarnya ada yang serabut da nada pula yang tunggang,
ada batang yang berkambium serta ada pula yang tidak memiliki cambium.
Angiospermae memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengan dinding
sel tebal dan berlignin. Sedangkan daunnya juga mempunyai beberapa tipe daun antara
lain, lurus, menyirip dan menjari.
2.2.1 Ciri Khusus
Angiospermae
Tumbuhan
berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri
terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini
terletak pada bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut:
· Bunga
Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup
dikarenakan bakal biji yang dimiliki tumbuhan ini dilindungi oleh daun
buah. Pada tumbuhan ini juga telah memiliki bunga yang sesungguhnya,
memiliki bentuk dan susunan urat daun yang beranekaragam. Ada daun yang
pipih, sempit, ataupun lebar, dan susunan urat daunnya ada yang menyirip,
menjari, melengkung, ataupun sejajar seperti pita. Alat perkembangbiakan
secara generatif berupa bunga. Macam-macam bunga:
1) Bunga lengkap
1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga
tanpa terkecuali, yaitu tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga,
benang sari, dan putik. Contohnya adalah bunga mawar, melati (Jasminum
sambac), dan bunga sepatu.
2) Bunga tidak lengkap
2) Bunga tidak lengkap
Merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu
bagian bunga. Contohnya adalah bunga tanaman rumput-rumputan yang tidak
memiliki mahkota bunga.
3) Bunga sempurna
3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik
sekaligus, selain itu juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain.
Contohnya adalah bunga sepatu.
4) Bunga tidak sempurna
Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau
hanya memiliki putik saja, selain itu juga memiliki bagian-bagian bunga
yang lain. Contohnya adalah bunga salak, bunga kelapa, jagung, dan
melinjo. Bunga yang hanya memiliki benang sari biasa disebut juga sebagai
bunga jantan dan bunga yang hanya memiliki putik saja biasa disebut
sebagai bunga betina.
· Benang
sari
Stamen atau
benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan
fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus).
Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi denganpenyerbuk dan
untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi
ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
· Ukuran
gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan
yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari
dan hanya terdiri dari tiga sel)
sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan,
di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan.
Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada
Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
· Karpela
menutup rapat bakal biji
Karpela atau
daun buah rapat membungkus bakal
biji atau
ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan
dikontrol oleh putik untuk
membuahi sel telur (ovum).
Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan
berkembang menjadi buah.
Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang
tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
· Ukuran
gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit
betina juga sangat berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal
biji.
Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan.
Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam
proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang
yang jauh lebih luas.
· Endosperma
Pembentukan endosperma pada
biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena
melengkapi embrio atau kecambah dengan
cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga
memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam
perkembangannya.
2.4 Daur Hidup Angiospermae
Tumbuhan berbunga yang sering kita temui sehari-hari merupakan generasi
gametofit (2n) yang dominan. Seperti pada gymnospermae, generasi gametofit pada
Angiospermae juga mengalami reduksi. Angiospermae bersifat herospora. Bunga
sporofit akan menghasilkan megaspore dan mikrospora.
Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut,
1) Bunga pada sporofit
(2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel induk mikrospora (2n)
2) Sel induk mikrospora
(2n) mengalami pembelahan secara meiosismenghasilkan mikrospora yang haploid
(n)
3) Mikrospora (n)
mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk
sari yang haploid (n)
4) Pada bakal biji
terdapat sel induk megaspore (2n). sel induk megaspore membelah secara meiosis menghasilkan
empat sel megaspore (n). namun, hanya satu sel megaspore yang hidup, sedangkan
tiga lainnya mengalami degenerasi (mati)
5) Megaspore yang hidup
akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau sel kantung embrio).
Inti kandung lembaga membelah secata mitosis tiga kali berturut-turut.
Pembelahan inti tersebut tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma,
disebut kariokinesis. Dari kariokinesis dihasilkan delapan
inti (nucleus) yang akan tumbuh menjadi satu ovum (n), dua sinergid (n), tiga
antipoda (n), dan dua inti polar yang bersatu disebut Inti Kandung
Lembaga Sekunder (2n).
6) Bila terjadi
penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh (tabung) serbuk
sari yang intinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua inti, yaitu
satu inti generatif (n) dan satu inti vegetatif (n) membelah lagi secara
kariokinesis sehingga ;menghasilkan dua inti, yaitu sati inti sperma I (n) dan
satu inti sperma II (n).
7) Setelah pembuluh
serbuk sari sampai di mikropil, inti vegetatif mengalami degenerasi. Inti
sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zygot (2n). Inti sperma II (n)
membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan menghasilkan endosperma (3n).
pembuahan dada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
8) Zygot (2n) akan
tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan makanan
bagi embrio. Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio.
Struktur yang meliputi embrio, endosperma dan selaput biji, disebut biji.
Ketika biji tumbuh menjadi biji, ovarium akan berkembang menjadi buah yang
melindungi biji dan membantu pemencarannya. Bila biji jatuh ke tempat yang
sesuai maka akan timbuh menjadi sporofit baru.
2.4.1 jenis
Reproduksi Angiospermae
1. Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara
lain :
a) Gametogenesis
Yaitu
pembentukan gamet (sel kelamin). Terjadi di bagian bunga.
b) Penyerbukan (Polinasi)
Yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala
putik (pada Angiospermae) atau melekatnya serbuk sari pada bakal buah
(Gymnospermae).
Macam Penyerbukan :
1) Berdasar asal serbuk sari
- Autogami (penyerbukan
sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Bila
bunga belum mekar disebut kleistogami
- Geitonogami (penyerbukan
tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain tapi masih satu individu.
- Alogami ( xerogami )
atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari individu lain tapi
masih dalam satu jenis.
- Bastar
( hibridogami) , yaitu bila serbuk sari
berasal dari yang lain jenis.
2) Berdasar Faktor yang membantu:
- Anemogami, yaitu
penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk sari kering, lembut,
banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
- Hidrogami, yaitu penyerbukan
dengan bantuan air.
- Zoidiogami, yaitu
penyeerbukan dengan bantuan hewan.
- Kiropterogami , yaitu
penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga yang mekar di malam hari.
- Entomogami, yaitu penyerbukan
dengan bantuan serangga. Ciri : bunga yang menghasilkan nektar / polen / madu.
- Ornitogami, yaitu penyerbukan
dengan bantuan burung.
- Malakogami, yaitu penyerbukan
dengan bantuan siput (molusca).
- Antropogami, yaitu
penyerbukan dengan bantuan manusia. Ciri : bunga yang tidak mampu melakukan
penyerbukan sendiri. Hal ini disebabkan benang sari atau putik tidak matang
bersamaan.
- Protandri, yaitu bila benang
sari masak lebih dahulu daripada putik.
- Protogeni, yaitu bila putik
masak lebih dahulu daripada benang sari.
b) Pembuahan (fertilisasi)
Yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan
gamet betina (ovum). Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur
melalui buluh serbuk sari, selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan
inti sperma di dalam ovula. Ovula adalah struktur sporofit
yang mengandung megasporangium dan gametofit betina. Pembuahan antara gamet
jantan dan betina akan menghasilkan embrio (lembaga). Berdasarkan peristiwa
itu, tumbuhan biji disebut jugaembriophyta siphonogama, yaitu
tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya terjadi melalui pembentukan
suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat bipolar (dwipolar), karena pada
satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk batang dan daun, sedangkan
kutub lain membentuk sistem perakaran.
Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji :
1) Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu
kali pembuahan), yaitu peleburan gamet jantan dan gamet betina yang
menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae.
2) Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali
pembuahan),
yaitu:
- peleburan inti sperma >< ovum ,
menghasilkan zygot (embrio).
- peleburan inti sperma >< kandung
lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk cadangan makanan).
- Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
- Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
. Reproduksi
Vegetatif
yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan
(fertilisasi) gamet jantan dan betina. Sifat dari reproduksi
vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang identik
(sifat sama) dengan induknya.
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
a. Alami , cara perbanyakan yang dilakukan oleh
organ vegetatif tumbuhan tanpa bantuan manusia.
Organ vegetatif yang berperan
antara lain :
- Rhizoma (rimpang/akar tinggal); batang
yang menjalar secara horisontal dalam tanah menyerupai akar. Misal :
bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.
- Stolon (geragih); batang yang menjalar
di atas tanah. Misal : arbei (stroberi), daun kaki kuda (Centela asiatica)
- Umbi Lapis (Bulbus); batang berukuran
pendek yang dikelilingi daun berlapis-lapis. Misal: bawang merah (Allium
cepa).
- Umbi Batang ; batang yang membengkak
di dalam tanah. Misal : ubi jalar, kentang.
- Tunas ; bagian batang yang memiliki
bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan sebagainya.
- Daun ; bagian tepi daun yang memiliki
jaringan meristem. Misal : Cocor Bebek.
- Kormus ; pangkal batang yang membesar
dan memiliki beberapa kuncup. Misal : bunga tasbih, gladiol.
b. Buatan; cara perbanyakan yang dilakukan
oleh tumbuhan dengan bantuan manusia.
Macam reproduksi vegetatif secara buatan :
-
Mencangkok
-
Menempel (okulasi)
-
Menyambung
-
Menyetek
-
Merunduk
- Kultur Jaringan
Kultur
jaringan merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan memanfaatkan sifattotipotensi .
Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel tanaman yang dapat tumbuh menjadi
individu baru.
2.5 Klasifikasi Angiospermae
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu dikotil
dan monokotil. Perbedaan dua kelas ini adalah :
1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
9. Tipe berkas pengangkut
- Monokotil : Kolateral tertutup
- Dikotil : Kolateral terbuka
- Monokotil : Kolateral tertutup
- Dikotil : Kolateral terbuka
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Angiospermae adalah
tumbuhan brbiji tertutup yang paling dominan dijumpai di dunia.
b) Dalam siklus
hidupnya Angiospermae mengalami pembuahan ganda atau lebuh lazim disebut dengan
pergiliran keturunan antra pembuahan (perkembangbikan secara generative dan
vegetative).
c) Ciri utama tumbuhan
ini dalah memiliki bunga. Sel kelamin jantan dari angiospermae adalah benang
sari sedangkan sel kelamin betina adalah putik.
d) Angiospermae
dibedakan menjadi dikotil dan monokotil
e) Keduanya memiliki
beberapa bentuk fisik yang dapat membedakan antara satu dengan yang lain.
Perbedaan tersebut adalah, betuk daun, bentuk batang, kambium pada batang,
berkas pembuluh, kotiledon biji, bentuk bunga, dll.\
f) Angiospermae
ini memiliki beberapa ordo dan kelas yang hamper seluruhnya mudah untuk
dijumpai.
3.2 Saran
Mohon kritik atau saran dari pembaca demi perbaikan lebih lanjut.
Mohon kritik atau saran dari pembaca demi perbaikan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina,Putri.2011.Caesalpiniaceae Beautiful
Flower Famili
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/05/caesalpiniaceae-beautifull-flower.html. Diakses 20 Januari 2014
(online) http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/05/caesalpiniaceae-beautifull-flower.html. Diakses 20 Januari 2014
Agustina,Putri.2011.Euphorbiaceae
(online)http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/04/euphorbiaceaespurge-family-plants.html. Diakses 19 Januari 2014
(online)http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/04/euphorbiaceaespurge-family-plants.html. Diakses 19 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar