KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas
Makalah
khobar. Makalah ini kami susun agar pembaca
dapat memperlajari dan mengamalkannya, kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini kami dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri Saya maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah inidapat
terselesaikan.
semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa Mahasiswi, Umum Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca makakalah kami, Dan Mudah- mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Baradatu, Februari
2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................
i
DAFTAR
ISI......................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………...……………………….....………………;…... 1
B. Rumusan
masalah ………………...…….................................................... 1
C. Tujuan …………
………………...……..................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Khobar ………………………………………………………….…
2
2.
Pembagian Khobar,…………………………………………………………… 2
3. Wajib mendahulukan dan
menghilangkan Khabar………….……………….. 6
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR
BELAKANG
Sebagai seorang muslim kita tahu bahwa
bahasa Arab merupakam bahasa yang dipakai dalam al-quran dan al-hadits. Kita
juga tahu bahwa al-quran dan al-hadits merupakan sumber ajaran agama Islam yang
dijadikan pedoman bagi umat islam dalam menuntun manusia menuju arah
keselamatan. Artinya sudah seharusnya kita sebagai muslim
mengkaji dan memahami benar ajaran agama Islam tersebut jika kita ingin
mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Untuk bisa mempelajari dan memahami
al-quran, diperlukan sebuah ilmu (shorof dan nahwu) yang erat kaitannya
mengenai penafsiran tiap kata dalam al-quran ataupun dalam al-hadits, sehingga
maksud dan tujuannya bisa kita fahami. Pada kesempatan kali ini penulis akan
mejabarkan bagian dari ilmu nahwu yaitu bab yang membahas tentang khobar secara
ringkas definisi tentang khobar itu sendiri dan bagian-bagiannya.
II. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas
dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Khobar dan Macam-Macamnya”
Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi
pada :
- Apakah
pengertian dari Khobar?
- Apa
saja pembagian dari Khobar?
3.
Wajib mendahulukan dan
menghilangkan Khabar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Khobar
الالسم المرفوع المسند
الى المبتدأ
Khobar adalah isim yang dibaca rafa’
yang disandarkan pada mubtada’.
Contoh: زيد قائم
Lafadz زيد merupakan kalimah isim yang
dibaca Rafa’ yang sepi dari amil-amil lafdziyah maka tarkibnya sebagai
mubtada’, sedang lafalz قائم menjadi khobar karena merupakan
kalimah isim yang dibaca rafa’ yang disandarkan pada mubtada’.
Menurut Ibnu Malik khobar adalah bagian
yang melengkapi faedah.
Khobar harus mencocoki mubtada’ dalam
lafdziyahnya.
Ø Jika mubtada’ mufrod maka
khobarnya juga harus mufrod. Seperti contoh: زيد
عظيم الشأن
Ø Jika mubtada’ tasniyah maka
khobarnya juga harus tasniyah. Seperti contoh: الزائدان قائمان
Ø Jika mubtada’ jama’ maka
khobarnya juga harus jama’. Seperti contoh : الزئدون
قائمون
Ø Jika mubtada’ mudzakar maka
khobarnya juga harus mudzakar. Contoh: اخونا حاضر
Ø Jika mubtada’
muannats maka khobarnya juga harus muannats.
Contoh: حاضرة أختنا
Imam Sibawaih berpendapat bahwa amil
yang merafa’kan khobar adalah mubtada’. Akan tetapi segolongan ahli nahwu
berpendapat bahwa amil yang beramal dalam mubtada’ dan khobar adalah amil
ibtida’. Dengan demikian maka amil pada keduanya bersifat maknawi. Pendapat
lainnya menyatakan bahwa mubtada’ dirafa’kan oleh amil ibtida’, sedangkan
khobarnya dirafa’kan oleh amil ibtida’ dan mubtada’. Ada juga yang berpendapat
bahwa mubtada’ dan khobarnya saling merafa’kan
2. Pembagian
Khobar
Khobar dilihat dari bentuknya terdiri
dari dua macam, yaitu: mufrod dan ghoiru mufrod.
- Khobar
mufrod ialah khobar yang bukan
berupa jumlah ataupun syibh jumlah.
Khobar mufrod ini juga terbagi menjadi
dua macam:
a. Khobar
musytaqq
Pengertian khobar mustaqq disini ialah
khobar yang mengandung makna sifat dan tercetak dari masdar. Khobar mustaqq ini
menyimpan dlomir yang ruju’ kepada mubtada’ selama khobar tersebut tidak
merofa’kan kepada isim dhohir.
Contoh: المسلمون صائمون
Lafadz صائمون ini merupakan khobar mustaqqyang
tercetak dr masdar الصيامdidalamnya
tersimpan dlomir هم yang ruju’ pada lafalz المسلمون
b. Khobar
jamid
Yaitu khobar yang tidak menunjukkan arti
sifat dan tidak tercetak dari masdar. Contoh: هذا
حجر
Lafadz حجر disini merupakan khobar jamid
karena tidak menunjukkan arti sifat dan tidak pula terbikin dari masdar. Khobar
jamid ini tidak menyimpan dlomir yang ruju’ kepada mubtada’ sebagaimana khobar
mustaqq, namun jika khobar jamid tersebut ditakwili dengan menggunakan isim
mustaqq, maka didalamnya terkandung dlomir yang ruju’ kepada mubtada’.
Contoh: زيد اشد dimana
lafadz tersebut ditakwili menjadi زيد شجاع
كالاشد
- Khobar
ghoiru mufrod ialah khobar yang berupa
jumlah atau syibh jumlah.
Ø Khobar berupa jumlah
terdiri dari:
a. Fi’il
dan failnya
Khobar yang berupa fi’il dan fail
dinamakan jumlah fi’liyah. Contoh: زيد قام
ابوه
b. Mubtada’
beserta khobarnya
Khobar yang berupa susunan mubtada’ dan
khobar dinamakan jumlah ismiyah. Contoh: زيد
جاريته ذاهبة
Ø Khobar berupa syibh jumlah
dibagi menjadi:
a. Jar
majrur
Disyaratkan berupa jar majrur yang tam,
yaitu maknanya bias difaham tanpa menyebutkan mualaqnya.
Contoh: زيد في الدار
b. Dhorof
Disyaratkan berupa dhorof yang tam yaitu
yang maknanya bisa difaham tanpa menyebutkan muallaqnya.
Contoh: زيد عندك
Didalam khobar yang berupa dhorof dan
jar majrur terdapat tiga qoul yaitu:
- Qoul
yang masyhur dikalangan ulama’ ahli nahwu mengatakan bahwa khobarnya
adalah dhorof dan jar majrur
- Qoul
yang rojih mengatakan khobarnya adalah muallaqnya yang dibuang, yang
taqdirnyaمستقر استقر كائن كان
- Pendapat
yang ketiga mengatakan khobarnya adalah muallaq yang dibuang beserta
dhorof dan jar majrur
3.
Wajib mendahulukan dan menghilangkan Khabar
Khabar wajib di dahulukan dari mubtada
dalam keadaan sebagai berikut:[10]
a. Apabila
mubtada nya adalah isim nakirah yang semata-mata tidak untuk memberitahukan dan
khabarnya adalah jar wal majrur atau dharf, contohnya (في المدرسة معلمون =di
sekolah ada para guru), (عندنا ضيف =ada tamu). Jika mubtadanya nakirah dengan
maksud untuk memberitahukan maka hukumnya boleh didahulukan atau pada tempatnya
semula, contohnya (صديق قديم عندنا).
b. Jika
khabarnya adalah istifham (kata Tanya) atau disandarkan pada kata Tanya,
contohnya (كيف حالك =bagaimana kabarmu),
c. Apabila
ada dhamir yang berhubungan atau bergandengan dengan mubtada sedangkan kembalinya
dhamir tersebut kepada khabarnya atau sebagian dari khabarnya, contohnya, (في المدرسة طلابها =di sekolah ada murid-murid-nya),
d. Meringkas
khabar mubtada dengan Illa (إلا) atau Innama (إنما), contohnya, (ما
فائز إلا محمد =tiada yang
menang kecuali Muhammad),
Adapun tempat-tempat dimana khabar itu
wajib dihilangkan adalah sebagai berikut:[11]
a. apabila
mubtadanya adalah isim yang sharih yang menunjukkan pada sumpah, contohnya (لعمرك لأشهدن الحق =demi hidupmu saya bersaksi dengan kebenaran), khabarnya wajib
dihilangkan, asalnya adalah (لعمرك قسمي).
b. Khabarnya
menunjukkan pada sifat yang mutlak artinya sifat tersebut menunjukkan akan
keberadaan dari sesuatu, dan hal itu terdapat pada kata yang bergandengan
dengan jar majrur atau dharf, contohnya (الماء في
الإبريق =air berada di
dalam teko), (الكتاب فوق المكتب =buku berada di atas meja), yang
menunjukkan khabarnya telah dihilangkan yaitu (موجود). Dan apabila mubtadanya terletak setelah
Lau la (لولا)
maka khabarnya yang berarti keberadaan pun wajib dihilangkan, contohnya (لولا الله لصدمت السيارة الطفل =jika tidak ada Allah, maka mobil akan menabrak anak itu),
khabar yang dihilangkan adalah kata (موجود) pada contoh ini.
c. Jika
mubtadanya adalah mashdar atau isim tafdhil yang disandarkan pada mashdar dan
setelahnya bukanlah khabar melainkan hal yang menduduki tempatnya khabar,
contohnya (تشجيعي الطالب متفوقا =saya mendukung pelajar yang berprestasi),
(: أفضل صلاة العبد خاشعا =sebaik-baik shalatnya sorang hamba dalam
keadaan khusu’) asalnya adalah (أفضل صلاة العبد عند
خشوعه).
d. Khabarnya
terletak setelah huruf Wau (واو) yang berarti dengan/bersama (مع), contohnya, (كل
طالب وزميله =semua
pelajar bersama kawanya), wau di sini berarti bersama sehingga khabarnya
dihilangkan, dan khabar yang dihilangkan adalah kata (مقرونان).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Khobar adalah isim yang dibaca rafa’
yang disandarkan pada mubtada’.
Khobar harus mencocoki mubtada’ dalam
lafdziyahnya.
Khobar dilihat dari bentuknya terdiri
dari dua macam, yaitu:
Ø mufrod
Ø ghoiru mufrod.
Khobar mufrod ini juga terbagi menjadi
dua macam yaitu:
Ø khobar mustaqq
Ø khobar jamid
Sedangkan khobar ghoiru mufrod terbagi
menjadi empat yaitu:
Ø dhorof
Ø jar majrur
Ø fi’il dan failnya
Ø mubtada’ beserta
khobarnya
DAFTAR PUSTAKA
M. Sholihuddin Shofwan. Pengantar
Memahami Al-Jurmiyah. 1999. Darul Hikmah Jombang Jatim.
M. Ridlwan Qoyyum Sa’id. Terjemah
Praktis Ilmu Nadhom ‘Amrity. Mitra Gayatri Lirboyo Kediri
Bahauddin Abdullah. Terjemah
Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil. 2007. Sinar Baru Algensindo Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar