Jumat, 01 Maret 2019

MAKALAH AGAMA ISLAM KHABAR


KATA PENGANTAR


Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
Makalah khobar. Makalah  ini kami susun agar pembaca dapat memperlajari dan mengamalkannya, kami  sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini kami  dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri Saya maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah  akhirnya makalah  inidapat terselesaikan.

semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa Mahasiswi, Umum Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca makakalah kami, Dan  Mudah- mudahan Juga  dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . 
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya.
Terimakasih.


Baradatu,        Februari 2019
  



   Penulis
















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang…………...……………………….....………………;…... 1
B.     Rumusan masalah ………………...…….................................................... 1
C.     Tujuan …………  ………………...……..................................................... 1

BAB II  PEMBAHASAN
1. Pengertian Khobar ………………………………………………………….… 2
2. Pembagian Khobar,…………………………………………………………… 2
3. Wajib mendahulukan  dan menghilangkan Khabar………….………………..  6

BAB III PENUTUP
A.          Kesimpulan  ……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA




















BAB I
PENDAHULUAN

I.     LATAR BELAKANG

Sebagai seorang muslim kita tahu bahwa bahasa Arab merupakam bahasa yang dipakai dalam al-quran dan al-hadits. Kita juga tahu bahwa al-quran dan al-hadits merupakan sumber ajaran agama Islam yang dijadikan pedoman bagi umat islam dalam menuntun manusia menuju arah keselamatan. Artinya sudah seharusnya kita sebagai muslim mengkaji dan memahami benar ajaran agama Islam tersebut jika kita ingin mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Untuk bisa mempelajari dan memahami al-quran, diperlukan sebuah ilmu (shorof dan nahwu) yang erat kaitannya mengenai penafsiran tiap kata dalam al-quran ataupun dalam al-hadits, sehingga maksud dan tujuannya bisa kita fahami. Pada kesempatan kali ini penulis akan mejabarkan bagian dari ilmu nahwu yaitu bab yang membahas tentang khobar secara ringkas definisi tentang khobar itu sendiri dan bagian-bagiannya.

II.  RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Khobar dan Macam-Macamnya”
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
  1. Apakah pengertian dari Khobar?
  2. Apa saja pembagian dari Khobar?
3.      Wajib mendahulukan  dan menghilangkan Khabar









BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Khobar

الالسم المرفوع المسند الى المبتدأ
Khobar adalah isim yang dibaca rafa’ yang disandarkan pada mubtada’.
Contoh:  زيد قائم
Lafadz زيد  merupakan kalimah isim yang dibaca Rafa’ yang sepi dari amil-amil lafdziyah maka tarkibnya sebagai mubtada’, sedang lafalz  قائم  menjadi khobar karena merupakan kalimah isim yang dibaca rafa’ yang disandarkan pada mubtada’.
Menurut Ibnu Malik khobar adalah bagian yang melengkapi faedah.
Khobar harus mencocoki mubtada’ dalam lafdziyahnya.
Ø  Jika mubtada’ mufrod maka khobarnya juga harus mufrod. Seperti contoh: زيد عظيم الشأن
Ø  Jika mubtada’ tasniyah maka khobarnya juga harus tasniyah. Seperti contoh:  الزائدان قائمان
Ø  Jika mubtada’ jama’ maka khobarnya juga harus jama’. Seperti contoh : الزئدون قائمون
Ø  Jika mubtada’ mudzakar maka khobarnya  juga harus mudzakar. Contoh:   اخونا حاضر
Ø  Jika mubtada’ muannats  maka khobarnya  juga harus muannats. Contoh: حاضرة أختنا
Imam Sibawaih berpendapat bahwa amil yang merafa’kan khobar adalah mubtada’. Akan tetapi segolongan ahli nahwu berpendapat bahwa amil yang beramal dalam mubtada’ dan khobar adalah amil ibtida’. Dengan demikian maka amil pada keduanya bersifat maknawi. Pendapat lainnya menyatakan bahwa mubtada’ dirafa’kan oleh amil ibtida’, sedangkan khobarnya dirafa’kan oleh amil ibtida’ dan mubtada’. Ada juga yang berpendapat bahwa mubtada’ dan khobarnya saling merafa’kan

2.      Pembagian Khobar

Khobar dilihat dari bentuknya terdiri dari dua macam, yaitu: mufrod dan ghoiru mufrod.
  1. Khobar mufrod ialah khobar yang bukan berupa jumlah ataupun syibh jumlah.



Khobar mufrod ini juga terbagi menjadi dua macam:
a.      Khobar musytaqq
Pengertian khobar mustaqq disini ialah khobar yang mengandung makna sifat dan tercetak dari masdar. Khobar mustaqq ini menyimpan dlomir yang ruju’ kepada mubtada’ selama khobar tersebut tidak merofa’kan kepada isim dhohir.
Contoh: المسلمون صائمون
Lafadz صائمون ini merupakan khobar mustaqqyang tercetak dr masdar الصيامdidalamnya tersimpan dlomir هم yang ruju’ pada lafalz المسلمون
b.      Khobar jamid
Yaitu khobar yang tidak menunjukkan arti sifat dan tidak tercetak dari masdar. Contoh: هذا حجر
Lafadz حجر disini merupakan khobar jamid karena tidak menunjukkan arti sifat dan tidak pula terbikin dari masdar. Khobar jamid ini tidak menyimpan dlomir yang ruju’ kepada mubtada’ sebagaimana khobar mustaqq, namun jika khobar jamid tersebut ditakwili dengan menggunakan isim mustaqq, maka didalamnya terkandung dlomir yang ruju’ kepada mubtada’.
Contoh: زيد اشد dimana lafadz tersebut ditakwili menjadi زيد شجاع كالاشد

  1. Khobar ghoiru mufrod ialah khobar yang berupa jumlah atau syibh jumlah.
Ø  Khobar berupa jumlah terdiri dari:
a.       Fi’il dan failnya
Khobar yang berupa fi’il dan fail dinamakan jumlah fi’liyah. Contoh: زيد قام ابوه
b.      Mubtada’ beserta khobarnya
Khobar yang berupa susunan mubtada’ dan khobar dinamakan jumlah ismiyah. Contoh: زيد جاريته ذاهبة
Ø  Khobar berupa syibh jumlah dibagi menjadi:
a.       Jar majrur
Disyaratkan berupa jar majrur yang tam, yaitu maknanya bias difaham tanpa menyebutkan mualaqnya.
Contoh: زيد في  الدار
b.      Dhorof
Disyaratkan berupa dhorof yang tam yaitu yang maknanya bisa difaham tanpa menyebutkan muallaqnya.
Contoh: زيد عندك
Didalam khobar yang berupa dhorof dan jar majrur terdapat tiga qoul yaitu:
  1. Qoul yang masyhur dikalangan ulama’ ahli nahwu mengatakan bahwa khobarnya adalah dhorof dan jar majrur
  2. Qoul yang rojih mengatakan khobarnya adalah muallaqnya yang dibuang, yang taqdirnyaمستقر استقر كائن كان
  3. Pendapat yang ketiga mengatakan khobarnya adalah muallaq yang dibuang beserta dhorof dan jar majrur

3. Wajib mendahulukan  dan menghilangkan Khabar

Khabar wajib di dahulukan dari mubtada dalam keadaan sebagai berikut:[10]
a.       Apabila mubtada nya adalah isim nakirah yang semata-mata tidak untuk memberitahukan dan khabarnya adalah jar wal majrur atau dharf, contohnya (في المدرسة معلمون =di sekolah ada para guru), (عندنا ضيف =ada tamu). Jika mubtadanya nakirah dengan maksud untuk memberitahukan maka hukumnya boleh didahulukan atau pada tempatnya semula, contohnya (صديق قديم عندنا).
b.      Jika khabarnya adalah istifham (kata Tanya) atau disandarkan pada kata Tanya, contohnya (كيف حالك =bagaimana kabarmu),
c.       Apabila ada dhamir yang berhubungan atau bergandengan dengan mubtada sedangkan kembalinya dhamir tersebut kepada khabarnya atau sebagian dari khabarnya, contohnya, (في المدرسة طلابها =di sekolah ada murid-murid-nya),
d.      Meringkas khabar mubtada dengan Illa (إلا) atau Innama (إنما), contohnya, (ما فائز إلا محمد =tiada yang menang kecuali Muhammad),
Adapun tempat-tempat dimana khabar itu wajib dihilangkan adalah sebagai berikut:[11]
a.       apabila mubtadanya adalah isim yang sharih yang menunjukkan pada sumpah, contohnya (لعمرك لأشهدن الحق =demi hidupmu saya bersaksi dengan kebenaran), khabarnya wajib dihilangkan, asalnya adalah (لعمرك قسمي).
b.      Khabarnya menunjukkan pada sifat yang mutlak artinya sifat tersebut menunjukkan akan keberadaan dari sesuatu, dan hal itu terdapat pada kata yang bergandengan dengan jar majrur atau dharf, contohnya (الماء في الإبريق =air berada di dalam teko), (الكتاب فوق المكتب =buku berada di atas meja), yang menunjukkan khabarnya telah dihilangkan yaitu (موجود). Dan apabila mubtadanya terletak setelah Lau la (لولا) maka khabarnya yang berarti keberadaan pun wajib dihilangkan, contohnya (لولا الله لصدمت السيارة الطفل =jika tidak ada Allah, maka mobil akan menabrak anak itu), khabar yang dihilangkan adalah kata (موجود) pada contoh ini.
c.       Jika mubtadanya adalah mashdar atau isim tafdhil yang disandarkan pada mashdar dan setelahnya bukanlah khabar melainkan hal yang menduduki tempatnya khabar, contohnya (تشجيعي الطالب متفوقا =saya mendukung pelajar yang berprestasi), (: أفضل صلاة العبد خاشعا =sebaik-baik shalatnya sorang hamba dalam keadaan khusu’) asalnya adalah (أفضل صلاة العبد عند خشوعه).
d.      Khabarnya terletak setelah huruf Wau (واو) yang berarti dengan/bersama (مع), contohnya, (كل طالب وزميله =semua pelajar bersama kawanya), wau di sini berarti bersama sehingga khabarnya dihilangkan, dan khabar yang dihilangkan adalah kata (مقرونان).





















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Khobar adalah isim yang dibaca rafa’ yang disandarkan pada mubtada’.
Khobar harus mencocoki mubtada’ dalam lafdziyahnya.
Khobar dilihat dari bentuknya terdiri dari dua macam, yaitu:
Ø  mufrod
Ø  ghoiru mufrod.
Khobar mufrod ini juga terbagi menjadi dua macam yaitu:
Ø  khobar mustaqq
Ø  khobar jamid
Sedangkan khobar ghoiru mufrod terbagi menjadi empat yaitu:
Ø   dhorof
Ø   jar majrur
Ø   fi’il dan failnya
Ø   mubtada’ beserta khobarnya





DAFTAR PUSTAKA
M. Sholihuddin Shofwan. Pengantar Memahami Al-Jurmiyah. 1999. Darul Hikmah Jombang Jatim.
M. Ridlwan Qoyyum Sa’id. Terjemah Praktis Ilmu Nadhom ‘Amrity. Mitra Gayatri Lirboyo Kediri
Bahauddin Abdullah. Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil. 2007. Sinar Baru Algensindo Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar