KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis
membahas mengenai “KATA PENGHUBUNG (KONJUNGSI)”.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah
ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan dengan rasa hormat kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis dan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ......................................................................................
KATA
PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR
ISI ..................................................................................................
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ..........................................................................................
1.2
Perumusan Masalah....................................................................................
1.3.
Tujuan .......................................................................................................
1.4.
Manfaat ....................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Kata ........................................................................................
2.2.
Pengertian Konjungsi ...............................................................................
2.3.
Jenis-jenis konjungsi .................................................................................
2.3.1.
Konjungsi Antarklausa .....................................................
2.3.2.1.
Konjungsi Koordinatif ........................................
2.3.2.2.
Konjungsi Subordinatif .......................................
2.3.2.3.
Konjungsi Korelatif..............................................
2.3.2.
Konjungsi Antarkalimat ...................................................
2.3.3.
Konjungsi Antarparagraf ..................................................
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...............................................................................................
3.2.
Saran .............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA .....................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada dasarnya kata adalah satu kesatuan yang utuh
yang mengandung arti dan makna. Kata penghubung merupakan rambu- rambu
bahasa tulis yang berpengaruh dalam pembuatan kalimat atau karangan. Suatu
karangan deskripsi akan sulit dimengerti jika dalam karangan deskripsi tidak
dibubuhi kata penghubung. Siswa sering sekali kurang dalam pemahaman kata
penghubung dalam suatu karangan, padahal setiap hari mereka disekolah pasti
akan bertemu dengan kegiatan menulis dan membaca, baik itu membaca buku
pelajaran atau menulis suatu karangan. Walaupun banyak buku yang menguklas
pemakain bahasa Indonresia yang baik dan benar, akan tetapi kenyataannya masih
sering dijumpai dalam penggunaan kata penghubung yang tidak tepat.
1.2 Perumusan Masalah
1. Pengertian
kata.
2. Pengertian
kata penghubung
3. Pembagian kata
penghubung
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa
pengertian kata.
2. Mengetahui apa
pengertian kata penghuhung.
3. Mengetahui
macam-macam kata penghubung.
1.4 Manfaat
Kemampuan
menggunakan kata penghubung ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan yang
berarti sebagai bahan acuan pengembangan kajian kaidah bahasa Indonesia,
sehingga memperoleh sukses dalam karir sebagai
penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kata
Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi
dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “Kata adalah
Satuan bebas terkecil (a minimal free form).” Contoh kata, kumbang, hinggap,
dan bunga. Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau
kombinasi morfem yang olehbahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat
diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan
bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tungaal (misalnya
pendatang, pembuat, mahakuasa).
B. Pengertian Konjungsi
Konjungsi (Kata Sambung), Konjungsi adalah kata
tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan
istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
C. Jenis-jenis konjungsi:
1.
Konjungsi antarklausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. (
=konjungsi setara ).
- tetapi = penanda
hubungan perlawanan
- melainkan =
penanda hubungan perlawanan
- padahal = penanda
hubungan pertentangan
- sedangkan =
penanda hubungan pertentangan
- dan = penanda
hubungan penambahan
- serta = penanda
hubungan pendampingan
- atau penanda
hubungan pemilihan
Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi
lain, karena selain menghubungkan klausa juga menghubungkan kata.
Contoh;
- Dia menangis dan adiknya
pun tersedu-sedu.
- Kamu yang datang
ke rumahku atau Aku yang datang ke rumahmu?
- Dia terus saja
berbicara, tetapi istrinya hanya terdiam saja.
- Habib pura-pura
tidak tahu, padahal tahu banyak.
- Ayah sedang
mencuci baju, sedangkan Ibu membaca Koran.
b. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak
sama. (=konjungsi bertingkat)
Macam-macamnya:
-
sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu,
sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
-
Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).
-
Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan pengandaian
).
-
agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )
-
biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan
konsesif ).
-
seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan
pemiripan ).
-
sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )
-
hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).
-
bahwa ( menyatakan penjelasan ).
Konjungsi Subordinatif -
Setelah sebelumnya kita telah mempelajari tentang Konjungsi KoordinatifÂÂ
kali ini kita akan mempelajari Kata Penghubung Subordinatif.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua unsur kalimat (kalusa) yang kedudukannya tidak sederajat
(Abdul Chaer, 2008: 100). Konjungsi subordinatif dibagi menjadi tiga belas
kelompok sebagai berikut:
- Konjungsi
suordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika,
sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah,
sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
- Konjungsi
subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.
- Konjungsi
subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.
- Konjungsi
subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
- Konjungsi
subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun,
kendati(pun).
- Konjungsi
subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti,
sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
- Konjungsi
subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
- Konjungsi subordinatif
hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).
- Konjungsi
subordinatif alat: dengan, tanpa.
- Konjungsi
subordinatif cara: dengan, tanpa.
- Konjungsi
subordinatif komplementasi: bahwa
- Konjungsi
suboerdinatif atributif: yang
- Konjungsi
subordinatif perbandingan: sama ,dengan, lebih ,dari(pada)
c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsure itu memiliki status
sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang
dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macamnya:
-
baik … maupun …
-
tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
-
bukan hanya …, melainkan …
-
(se)demikian (rupa) … sehingga…
-
apa(kah) … atau … - entah … entah …
- jangankan …, …pun …
Perhatikan contoh berikut!
*
Baik Andi maupun Toni ingin kursus piano.
*
Tidak hanya kehilangan rumah, tetapi ia juga kehilangan seluruh keluarganya.
*
Kakaknya belajar demikian tekun, sehingga ia dapat peringkat pertama.
* Entah ditanggapi entah tidak, ia akan mengajukan
usul itu.
* Jangankan teriak, berbicara pun suaranya tidak
bisa keluar.
2. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi
ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan
huruf kapital.
Macam-macamnya:
- biarpun demikian/begitu, sekalipun
demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun
demikian/begitu ( menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )
- kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya,
tambahan pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau
keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
-
sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
-
sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
-
malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
-
akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan
sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
-
oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
-
sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya )
3. Konjungsi Antarparagraf yaitu konjungsi yang
digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu dipakai dengan
paragraf sebelumnya. Konjungsi antarparagraf pada umumnya terletak pada awal
paragraf. Macam-macamnya:
-
adapun
-
akan hal
-
mengenal
- dalam pada itu.
Selain keempat konjungsi antarparagraf tersebut
terdapat juga konjungsi antarparagraf berikut:
-
alkisah
-
arkian
-
sebermula
- syahdan
Kata Penghubung
Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan
antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antar klausa
biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar
kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya),
dan kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.
Macam-macam kata penghubung dan fungsinya :
1. Kata Penghubung Aditif (gabungan) Kata Penghubung
aditif (gabungan) adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua
kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya :
dan, lagi, lagi pula, dan serta.
2. Kata Penghubung Pertentangan, Kata penghubung
pertentangan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian
kalimat yang sederajat dengan mempententangkan kedua bagian tersebut. Biasanya
bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama,
misalnya : tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan
namun.
3. Kata Penghubung Disjungtif (pilihan), Kata
penghubung pilihan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur
yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya:
atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
4. Kata Penghubung Temporal (waktu), Kata penghubung
temporal menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata
konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat,
misalnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum,
sampai, sedari, sejak, selama, semwnjak, sementara, seraya, waktu, setelah,
sesudah, dan tatkala. Sementana
konjungsi berikut ini menghubungkan dua bagian
kalimat yang sederajat, misalnya sebelumnya dan sesudahnya.
5. Kata Penghubung Final (tujuan), Konjungsi tujuan
adalah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu
penistiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan
ini adalah : supaya, guna, untuk, dan agar.
6. Kata Penghubung Sebab (kausal), Konjungsi sebab
menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila
anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya.
Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu,
karena, dan karena itu.
7. Kata Penghubung Akibat (konsekutif), Konjungsi
akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain.
Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan
peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk
menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
8. Kata Penghubung Syarat (kondisional), Konjungsi
syarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat-syarat yang
disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika,
jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
9. Kata Penghubung Tak Bersyarat, Kata penghubung
tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada
syarat-syarat yang dipenuhi. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah
walaupun, meskipun, dan biarpun.
10. Kata Penghubung Perbandingan, Kata penghubung
perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua
hal itu. Kata kata
yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah
sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama,
dan daripada.
11. Kata Penghubung Korelatif, Konjungsi korelatif
menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa
sehingga yang satu langsung mempenganuhi yang lain atau yang satu melengkapi
yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kedua kalimat mempunyai hubungan
timbal-balik. Kata-kata yang yang menyatakan konjungsi ini adalah semakin ….. .
semakin, kian .. . kian...,bertambah ... bertambah . . , tidak hanya… ….,tetapi
juga..., sedemikian rupa..., sehingga..., baik..., dan maupun.
12. Kata Penghubung Penegas (menguatkan atau
intensifikasi), Konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meningkas suatu
bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi
hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang tenmasuk dalam konjungsi ini
adalah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan
akhirnya
13. Kata Penghubung Penjelas (penetap), Konjungsi
penjelas berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya.
Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa.
14. Kata Penghubung Pembenaran (konsesif), Konjungsi
pembenaran adalah konjungsi subondinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara
membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang
ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenanan dinyatakan dalam klausa utama (induk
kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh
konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun,
dan sekalipun.
15. Kata Penghubung Urutan, Konjungsi ini menyatakan
urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah
mula-mula, lalu, dan kemudian.
16. Kata Penghubung Pembatasan Kata penghubung ini
menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana
perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal.
17. Kata Penghubung Penanda, Kata penghubung ini
menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi
ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan
konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata
konjungsi ini adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
18. Kata Penghubung Situasi Kata penghubung situasi
menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu.
Kata-kata yang dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal,
dan sambil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uraian diatas menunjukan bahwa kata penghubung
Antarkalimat merupakan suatu bidang ilmu yang penting dewasa ini. Berkat
penguasaan kata penghubung para penulis dapat meraih sukses besar dalam
karirnya sebagai penulis karena kata penghubung merupakan rambu- rambu bahasa
tulis yang berpengaruh dalam pembuata kalimat atau karangan. Suatu karangan
deskripsi tidak dibubuhi kata penghubung. Siapa yang mempelajari kata
penghubung Antarkalimat dan mempergunakannya dalam membuat suatu kalimat atau
karangan akan mendapat sukses dalam karyanya.
B. Saran
Kesanggupan untuk menguasai kata penghubung dapat
dicapai dengan memprlajari kata penghubung tersebut dalam sebuah kalimat atau
karangan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar