Sabtu, 04 Juni 2016

MAKALAH MONOKOTIL

KATA PENGANTAR
           
            Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadiratnya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayat dan inayah nya kepada kami,sehinnga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini dengan baik dan benar.
Adapun makalah ilmiah tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehinggan dapat memperlancar pembuatan makalah ini.untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu. Kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya ataupun segi lainnya. Oleh karena itudengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritikkepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga dari makalah ilmiah biologi tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini dapat diambil pelajarnya sehingga dapat bermanfaat.






















BAB I
PENDAHULUAN







LATAR BELAKANG
            Tumbuhan berbiji ( spermatophyte) dapat dibedakan kelompoknya menjadi dua yaitu tumbuhan berbijiterbuka ( gymnosparmae ) dan tumbuhan berbiji tertutup ( angiospermae) dikelompokan lagi menjadi dua yaitu : tumbuhan berkeping satu ( monokotil) dan tumbuhan berkeping dua ( dikotil ) . masing masing jenis tumbuhan berkeping tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda beda baik secara morfologi maupun anatomi oleh karena itu untuk mengetahui anatomo atau jaringan yang ada pada tumbuhan. Sehingga dilakukan penelitian ini.

TUJUAN
1.      Mempelajari macam macam jaringan pada tumbuhan
2.       Mempelajari organ akar dan batang pada tumbuhan monokotil dan dikotil

















BAB II
Pembahasan

1. Tumbuhan DIKOTIL

Pengertian Dikotil : Tumbuhan biji berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan; kelompok yang lain adalah tumbuhan bijinya berkeping dua atau dikotil. Ciri monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena hanya memiliki satu daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita . Kelompok ini diakui sebagai takson (sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.

Berdasarkan analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat monofiletik atau holofiletik. Sistem klasifikasi APG II mengakui monokotil sebagai klad yang disebut monocots. Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya.


Terdapat sekitar 50 ribu hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal; menurut IUCN terdapat 59.300 jenis. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.


Anggota suku padi-padian (Poaceae atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman terluas di dunia karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan. Suku-suku lainnya yang tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), dan suku pisang-pisangan (Musaceae). Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.

Bagian – Bagian Biji Tumbuhan

Kulit Biji (Testa). Kulit biji terletak paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang lain pada biji itu. 

Pada kulit biji beberapa tumbuhan dapat dijumpai suatu lapisan sel memanjang secara radial, yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang – ruang interseluler yang dinamakan sel malpighi. Lapisan itu terdiri atas selulosa, lignin dan juga kitin. Lapisan testa terdiri dari :
  •     Sarkotesta : Lapisan terluar
  •     Sklerotesta : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras
  •     Endotesta : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging
Ada bagian – bagian yang sering menyertai permukaan biji, yang pada masing – masing biji mempunyai bagian yang berbeda. Bagian – bagian itu adalah:

  •  Sayap (Ala). Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga membentuk sayap.
  • Bulu (Coma). Merupakan penonjolan sel – sel kulit luar biji yang berupa rambut – rambut halus.
  •   Salut Biji (Arillus). Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
  •  Salut Biji Semu (Arillodium). Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).
  •   Pusar Biji (Hilus). Merupakan berkas perlekatan dengan tali pusar.
  •  Liang Biji (Microphyle). Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih – putihan dan lunak yang disebut karankula.

Berkas – Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza). Merupakan tempat pertemuan antara intergumen dengan nukleus. Tulang Biji (Raphe). Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari bakal biji.




Struktur Monokotil

Struktur Biji Monokotil

  •     Kulit Biji
  •     Endosperma, adalah jaringan yang mengelilingi embrio dan terdapat di kotiledon yang mengandung cadangan makanan.
  •     Skutellum / kotiledon / keping biji. Kotiledon mengandung cadangan makanan yang di dalamnya terdapat pati, protein dan beberapa jenis enzim.
  •     Koleoptil, adalah selubung ujung embrio/plumula.
  •     Plumula, adalah kuncup primer pucuk batang lembaga.
  •     Radikula (bakal akar).
  •     Koleoriza, adalah bagian yang menyelubungi akar.
  •     Embryonic axis, adalah bagian bawah/pangkal embrio.
  •     Hipokotil, adalah bagian bawah embryonic axis yang melekat pada kotiledon.
  •     Epikotil, adalah bagian atas embryonic axis yang melekat pada kotiledon.
  •     Embrio (bakal tumbuhan)





Perkecambahan




Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan. Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula (akar embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti “minum”). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel biologi. sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Selanjutnya bagian yang aktif melakukan mitosis terangsang melakukan pembelahan sel, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah.





Tahapan perkecambahan

Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil.
Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan didahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air.
Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.

Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.

 

 


Contoh Contoh Tumbuhan Monokotil

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan monokotil diantaranya:
1. Suku rumput-rumputan (Graminae), misalnya: padi, jagung, bambu, rumput, tebu, gandum.
2. Suku pinang-pinangan (Palmae), misalnya: kelapa, rotan, kelapa sawit, aren, salak.
3. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae), misalnya: kunyit, jahe, lengkuas.
4. Suku nanas-nanasan (Bromeliaceae), misalnya: nanas.
5. Suku pisang-pisangan (Musaseae), misalnya: pisang ambon, pisang kipas, pisang hias.
6. Suku anggrek-anggrekan (Orcidaceae), misalnya: anggrek bulan, anggrek macan, anggrek yang tumbuh di hutan irian jaya

2. Tumbuhan Dikotil

Tumbuhan berkeping biji dua (Dicotyledonae)
Ciri-ciri tumbuhan berkeping dua adalah sebagai berikut: 
- Ciri utama tumbuhan berkeping biji dua atau tumbuhan dikotil adalah mremiliki dua daun lembaga ( dua kotiledon ).
- Batang pada umumnya bercabang.
- Daun memiliki pertulangan menjari atau menyirip.
- Jaringan pembuluh xilem dan floem pada batang dan akar tersusun dalam lingkaran dan memiliki cambium, sehingga batang dan akar dapat tumbuh membesar.
- Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk beraturan dengan warna mencolok.
- Memiliki sistem akar tunggal.

Contoh Contoh Tumbuhan Dikotil

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan dikotil diantaranya:
1. Suku getah-getahan (Euhorbiaceae), misalnya: singkong, jarak, karet, puring.
2. Suku polong-polongan (Leguminosae), misalnya: putri malu, petai, flamboyan, kembang merak, kacang kedelai, kacang tanah.
3. Suku terung-terungan (Solanaceae), misalnya: kentang, terong, tomat, cabai, kecubung.
4. Suku jeruk-jerukan (Rutaceae), misalnya: jeruk manis, jeruk bali.
5. Suku kapas-kapasan (Malvaceae), misalnya: kembang sepatu, kapas.
6. Suku jambu-jambuan (Mirtaceae), misalnya: cengkih, jambu biji, jambu air, jambu monyet, jamblang.
BAB III
PENUTUP



KESIMPULAN
                        Pada penelitian struktur akar,batang dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil dapat saya simpulkan bahwa akar,batang dan daun monokotil dengan dikotil mempunya struktur yang berbeda. Selain itu tumbuhan monokotil dan dikotil mempunya perbedaan secara fisik meliputi ; bentuk akar,bentuk sussum atau pola tulang daun, kaliptrogen atau tudung akar,jumlah keping biji,kandungan akar dan batang lembaga. Pertumbuhan akar dan batang tumbuhan monokotil meliputi ciri akar serabut batang tisdak bercabang dan di dalam nya tidak ada kambium dan memiliki daun sejajar atau melengkung sedangkan tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang,batang bercabang dan didalam nya terdapat kambium dan mempunyai bentuk daun menjari dan menyirip.























Makalah KONJUNGSI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “KATA PENGHUBUNG (KONJUNGSI)”.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan dengan rasa hormat kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.














DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 
KATA PENGANTAR .................................................................................... 
DAFTAR ISI .................................................................................................. 

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 
1.4. Manfaat .................................................................................................... 

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kata ........................................................................................  
2.2. Pengertian Konjungsi ...............................................................................  
2.3. Jenis-jenis konjungsi .................................................................................  
                     2.3.1. Konjungsi Antarklausa .....................................................  
                               2.3.2.1. Konjungsi Koordinatif ........................................  
                               2.3.2.2. Konjungsi Subordinatif .......................................  
                               2.3.2.3. Konjungsi Korelatif.............................................. 
                     2.3.2. Konjungsi Antarkalimat ...................................................  
                     2.3.3. Konjungsi Antarparagraf ..................................................  
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...............................................................................................  
3.2. Saran .............................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  
iii








BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kata adalah satu kesatuan yang utuh yang mengandung arti dan makna. Kata penghubung merupakan rambu- rambu bahasa tulis yang berpengaruh dalam pembuatan kalimat atau karangan. Suatu karangan deskripsi akan sulit dimengerti jika dalam karangan deskripsi tidak dibubuhi kata penghubung. Siswa sering sekali kurang dalam pemahaman kata penghubung dalam suatu karangan, padahal setiap hari mereka disekolah pasti akan bertemu dengan kegiatan menulis dan membaca, baik itu membaca buku pelajaran atau menulis suatu karangan. Walaupun banyak buku yang menguklas pemakain bahasa Indonresia yang baik dan benar, akan tetapi kenyataannya masih sering dijumpai dalam penggunaan kata penghubung yang tidak tepat.

1.2 Perumusan Masalah
1.      Pengertian kata.
2.      Pengertian kata penghubung
3.      Pembagian kata penghubung

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui apa pengertian kata.
2.      Mengetahui apa pengertian kata penghuhung.
3.      Mengetahui macam-macam kata penghubung.

1.4 Manfaat
            Kemampuan menggunakan kata penghubung ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan yang berarti sebagai bahan acuan pengembangan kajian kaidah bahasa Indonesia, sehingga memperoleh sukses dalam karir sebagai penulis.                                              



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata
Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “Kata adalah Satuan bebas terkecil (a minimal free form).” Contoh kata, kumbang, hinggap, dan bunga. Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang olehbahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tungaal (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa).

B. Pengertian Konjungsi
Konjungsi (Kata Sambung), Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
C. Jenis-jenis konjungsi:
1. Konjungsi antarklausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. ( =konjungsi setara ).
  • tetapi = penanda hubungan perlawanan
  • melainkan = penanda hubungan perlawanan
  • padahal = penanda hubungan pertentangan
  • sedangkan = penanda hubungan pertentangan
  • dan = penanda hubungan penambahan
  • serta = penanda hubungan pendampingan
  • atau penanda hubungan pemilihan

Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain, karena selain menghubungkan klausa juga menghubungkan kata.
Contoh;
  1. Dia menangis dan adiknya pun tersedu-sedu.
  2. Kamu yang datang ke rumahku atau Aku yang datang ke rumahmu?
  3. Dia terus saja berbicara, tetapi istrinya hanya terdiam saja.
  4. Habib pura-pura tidak tahu, padahal tahu banyak.
  5. Ayah sedang mencuci baju, sedangkan Ibu membaca Koran.

b. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat)
Macam-macamnya:
- sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
- Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).
- Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan pengandaian ).
- agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )
- biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan konsesif ).
- seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan pemiripan ).
- sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )
- hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).
- bahwa ( menyatakan penjelasan ).

Konjungsi Subordinatif - Setelah sebelumnya kita telah mempelajari tentang Konjungsi Koordinatif  kali ini kita akan mempelajari Kata Penghubung Subordinatif.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (kalusa) yang kedudukannya tidak sederajat (Abdul Chaer, 2008: 100). Konjungsi subordinatif dibagi menjadi tiga belas kelompok sebagai berikut:
  1. Konjungsi suordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
  2. Konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.
  3. Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.
  4. Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
  5. Konjungsi subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).
  6. Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
  1. Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
  2. Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).
  3. Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.
  4. Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.
  5. Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa
  1. Konjungsi suboerdinatif atributif: yang
  2. Konjungsi subordinatif perbandingan: sama ,dengan, lebih ,dari(pada)

c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsure itu memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Macam-macamnya:
- baik … maupun …
- tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
- bukan hanya …, melainkan …
- (se)demikian (rupa) … sehingga…
- apa(kah) … atau … - entah … entah …
- jangankan …, …pun …
Perhatikan contoh berikut!
* Baik Andi maupun Toni ingin kursus piano.
* Tidak hanya kehilangan rumah, tetapi ia juga kehilangan seluruh keluarganya.
* Kakaknya belajar demikian tekun, sehingga ia dapat peringkat pertama.
* Entah ditanggapi entah tidak, ia akan mengajukan usul itu.
* Jangankan teriak, berbicara pun suaranya tidak bisa keluar.
2. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.
Macam-macamnya:
- biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu ( menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )
- kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
- sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
- sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
- malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
- akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
- oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
- sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya )
3. Konjungsi Antarparagraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu dipakai dengan paragraf sebelumnya. Konjungsi antarparagraf pada umumnya terletak pada awal paragraf. Macam-macamnya:
- adapun
- akan hal
- mengenal
- dalam pada itu.
Selain keempat konjungsi antarparagraf tersebut terdapat juga konjungsi antarparagraf berikut:
- alkisah
- arkian
- sebermula
- syahdan
Kata Penghubung
Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya :
1. Kata Penghubung Aditif (gabungan) Kata Penghubung aditif (gabungan) adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya : dan, lagi, lagi pula, dan serta.
2. Kata Penghubung Pertentangan, Kata penghubung pertentangan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempententangkan kedua bagian tersebut. Biasanya bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, misalnya : tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.
3. Kata Penghubung Disjungtif (pilihan), Kata penghubung pilihan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
4. Kata Penghubung Temporal (waktu), Kata penghubung temporal menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semwnjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementana
 konjungsi berikut ini menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, misalnya sebelumnya dan sesudahnya.
5. Kata Penghubung Final (tujuan), Konjungsi tujuan adalah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu penistiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah : supaya, guna, untuk, dan agar.
6. Kata Penghubung Sebab (kausal), Konjungsi sebab menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena, dan karena itu.
7. Kata Penghubung Akibat (konsekutif), Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
8. Kata Penghubung Syarat (kondisional), Konjungsi syarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat-syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
9. Kata Penghubung Tak Bersyarat, Kata penghubung tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.
10. Kata Penghubung Perbandingan, Kata penghubung perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata kata
 yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.
11. Kata Penghubung Korelatif, Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempenganuhi yang lain atau yang satu melengkapi yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kedua kalimat mempunyai hubungan timbal-balik. Kata-kata yang yang menyatakan konjungsi ini adalah semakin ….. . semakin, kian .. . kian...,bertambah ... bertambah . . , tidak hanya… ….,tetapi juga..., sedemikian rupa..., sehingga..., baik..., dan maupun.
12. Kata Penghubung Penegas (menguatkan atau intensifikasi), Konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meningkas suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang tenmasuk dalam konjungsi ini adalah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya
13. Kata Penghubung Penjelas (penetap), Konjungsi penjelas berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa.
14. Kata Penghubung Pembenaran (konsesif), Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subondinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenanan dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.
15. Kata Penghubung Urutan, Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah mula-mula, lalu, dan kemudian.
16. Kata Penghubung Pembatasan Kata penghubung ini menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal.
17. Kata Penghubung Penanda, Kata penghubung ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata konjungsi ini adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
18. Kata Penghubung Situasi Kata penghubung situasi menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Kata-kata yang dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.









BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Uraian diatas menunjukan bahwa kata penghubung Antarkalimat merupakan suatu bidang ilmu yang penting dewasa ini. Berkat penguasaan kata penghubung para penulis dapat meraih sukses besar dalam karirnya sebagai penulis karena kata penghubung merupakan rambu- rambu bahasa tulis yang berpengaruh dalam pembuata kalimat atau karangan. Suatu karangan deskripsi tidak dibubuhi kata penghubung. Siapa yang mempelajari kata penghubung Antarkalimat dan mempergunakannya dalam membuat suatu kalimat atau karangan akan mendapat sukses dalam karyanya.
B. Saran
Kesanggupan untuk menguasai kata penghubung dapat dicapai dengan memprlajari kata penghubung tersebut dalam sebuah kalimat atau karangan dengan baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA


Makalah Sistem Perekonomian

KATA PENGANTAR

puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA Selain sebagai tugas, makalah yang saya buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA .
Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi mengenai perkembangan perekonomian di Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.





















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                             Halaman 4
1.1  Latar Belakang                                                                                           
1.2  Rumusan Masalah                                                                                     
1.3  Tujuan                                                                                                        
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Perekonomian Di Indonesia
2.2 Perekonomian Indonesia Saat Ini
2.3 Perkembangan ekonomian Indonesia Sebelum Order Baru
2.4 Pelaku Ekonomi Utama Dalam Perekonomian Di Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

























BAB I
PENDAHULUAN


1.1    LATAR BELAKANG
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah adanya tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia. Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah tersebut. Tema Pembangunan Ekonomi Indonesia di pilih karena menurut penulis masih banyak masalah yang perlu di soroti dalam hal ini. Masalah kemiskinan, dampaknya serta upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan yang dari tahun ke tahun tak kunjung memberikan hasil yang menggembirakan membuat semakin menariknya masalah ini untuk di bahas. selain itu mekalah ini di buat sebagai pembelajaran bagi para pembaca terutama bagi penulis. Maka dengan alasan-alasan tersebutlah makalah ini di buat.

1.2    RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1.      Sistem Perekonomian Indonesia
2.      Perekonomian Indonesia saat ini
3.      Para pelaku ekonomi
4.      Sistem

1.3    TUJUAN
a.      Memahami definisi system
b.      Mendeskripsikan sistem perekonomian Indonesia dan perekonomian Indonesia saat ini
c.       Mempelajari macam-macam pelaku ekonomi





















BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Sistem Perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
1.      Perekonomian Terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet. dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20.

2.      Sistem Ekonomi Tradisional
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.

2.2  Perekonomian indonesia saat ini.
Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 persen. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen. Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.
2.3  Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru
Sejak negara republik Indonesia berdiri sudah banyak tokoh-tokoh negara yang telah merumuskan perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secra individu maupun melalui diskusi kelompok. Dinegara Amerika tahun 1949 menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran tetapi telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai sistem ekonomi pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi dipilih, karena memiliki ciri-ciri yang positif diantaranya adalah :
·         Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
·         Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
·         Wraga negara memiliki kebebasan dalam meilih pekerjaan yang dikehendakinya serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
·         Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatnanya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
·         Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
·         Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

2.4  Pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia :
1.      Rumah Tangga Konsumsi /RTK
Rumah tangga konsumsi merupakan unit ekonomi yang paling kecil. Rumah tangga konsumsi adalah pemilik atau penyedia jasa dari berbagai faktor produksi. Faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga akan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Rumah tangga konsumsi juga akan menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Peran Rumah Tangga Konsumsi adalah :
·         Konsumen
·         Pemasok atau pemilik faktor produksi
Faktor produksi ada 4 macam yaitu :
·         Alam
·         Tenaga kerja
·         Modal
·         Skill/keahlian
Dari keempat faktor produksi tersebut yang termasuk faktor produksi asli yaitu alam dan tenaga kerja sedangkan faktor produksi turunan terdiri dari modal dan skill Balas jasa dari faktor produksi yaitu :
·         Alam : sewa tanah
·         Tenaga kerja : upah/gaji
·         Modal : bunga modal
·         Skill/keahlian : laba

2.      Rumah Tangga Produksi/RTP/Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh satu atau beberapa orang yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Perusahaan merupakan tempat berlangsungnya produksi. Peran Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yaitu :
·         Produsen : menghasilkan barang dan jasa
·         Pengguna faktor produksi : menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
·         Agen pembangunan : membantu pemerintah dengan menjalankan kegiatan pembangunan

3.      Pemerintahan
Pemerintahan mencangkup semua lembaga atau badan pemerintahan yang memiliki wewenang dan tugas mengatur ekonomi. Dan pemerintah terjun langsung dalam kegiatan ekonomi melalui perusahaan negara (BUMN/BUMD). Peran Pemerintah sebagai pelaku ekonomi yaitu :
·         Pengatur : mengatur perekonomian negara sehingga tercipta stabilitas ekonomi agar tidak merugikan masyarakat
ü  pengaturan ekonomi secara langsung. contoh : perizinan, pengendalian lingkungan, pembayaran pajak, peraturan biaya tarif, penghapusan peraturan-peraturan yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi
ü  pengaturan ekonomi secara tidak langsung. contoh : pemberian insentif bagi produsen untuk memproduksi barang tertentu, himbauan pemerintah agar konglomerat menyerahkan 2,5% keuntungannya untuk mengentaskan kemiskinan
·         Konsumen : membutuhkan barang dan jasa dalam menjalankan tugasnya
·         Produsen : menghasilkan barang dan jasa melalui perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD)
·         Regulasi : pengaturan kegiatan ekonomi secara langsung, sehingga pemerintah dapat menata kehidupan perekonomian sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pihak pun yang dirugikan
·         Deregulasi : upaya penghapusan regulasi yang dinilai menghambat perekonomian


4.      Masyarakat Luar Negeri
Peranan masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi adalah :
·         Perdagangan
·         Pertukaran tenaga kerja
·         Penanaman modal
·         Pemberian pinjaman
·         Pemberian bantuan
























BAB III
PENUTUP



3.1  Kesimpulan
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk  mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.

3.2  Saran
Semoga Indonesia bisa lebih maju terutama dibidang ekonomi

DAFTAR PUSTAKA