KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami panjatkan puja
dan puji syukur kehadiratnya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayat dan inayah
nya kepada kami,sehinnga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi
tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini dengan baik dan benar.
Adapun makalah ilmiah tentang
tumbuhan dikotil dan monokotil ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehinggan dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu.
Kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
ataupun segi lainnya. Oleh karena itudengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritikkepada
kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga
dari makalah ilmiah biologi tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini dapat
diambil pelajarnya sehingga dapat bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tumbuhan
berbiji ( spermatophyte) dapat dibedakan kelompoknya menjadi dua yaitu tumbuhan
berbijiterbuka ( gymnosparmae ) dan tumbuhan berbiji tertutup ( angiospermae)
dikelompokan lagi menjadi dua yaitu : tumbuhan berkeping satu ( monokotil) dan
tumbuhan berkeping dua ( dikotil ) . masing masing jenis tumbuhan berkeping
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda beda baik secara morfologi maupun
anatomi oleh karena itu untuk mengetahui anatomo atau jaringan yang ada pada
tumbuhan. Sehingga dilakukan penelitian ini.
TUJUAN
1.
Mempelajari macam macam jaringan
pada tumbuhan
2.
Mempelajari organ akar dan batang pada
tumbuhan monokotil dan dikotil
BAB II
Pembahasan
1. Tumbuhan DIKOTIL
Pengertian
Dikotil : Tumbuhan biji berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu
dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan;
kelompok yang lain adalah tumbuhan bijinya berkeping dua atau dikotil. Ciri
monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena hanya memiliki satu
daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji berkeping satu,
tulang daun sejajar dan berbentuk pita . Kelompok ini diakui sebagai takson
(sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan
mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
Berdasarkan analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat monofiletik atau holofiletik. Sistem klasifikasi APG II mengakui monokotil sebagai klad yang disebut monocots. Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya.
Terdapat sekitar 50 ribu hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal; menurut IUCN terdapat 59.300 jenis. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.
Anggota suku padi-padian (Poaceae atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman terluas di dunia karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan. Suku-suku lainnya yang tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), dan suku pisang-pisangan (Musaceae). Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.
Berdasarkan analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat monofiletik atau holofiletik. Sistem klasifikasi APG II mengakui monokotil sebagai klad yang disebut monocots. Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya.
Terdapat sekitar 50 ribu hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal; menurut IUCN terdapat 59.300 jenis. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.
Anggota suku padi-padian (Poaceae atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman terluas di dunia karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan. Suku-suku lainnya yang tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), dan suku pisang-pisangan (Musaceae). Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.
Bagian – Bagian Biji Tumbuhan
Kulit Biji (Testa). Kulit biji terletak
paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami
modifikasi selama pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat
berperan dalam pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji
sebagian besar dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh
jaringan berkembang lain pada biji itu.
Pada kulit biji beberapa
tumbuhan dapat dijumpai suatu lapisan sel memanjang secara radial,
yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang – ruang interseluler yang dinamakan
sel malpighi. Lapisan itu terdiri atas selulosa, lignin dan juga kitin. Lapisan
testa terdiri dari :
- Sarkotesta : Lapisan terluar
- Sklerotesta : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras
- Endotesta : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging
Ada bagian – bagian yang sering menyertai permukaan biji,
yang pada masing – masing biji mempunyai bagian yang berbeda. Bagian – bagian
itu adalah:
- Sayap (Ala). Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga membentuk sayap.
- Bulu (Coma). Merupakan penonjolan sel – sel kulit luar biji yang berupa rambut – rambut halus.
- Salut Biji (Arillus). Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
- Salut Biji Semu (Arillodium). Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).
- Pusar Biji (Hilus). Merupakan berkas perlekatan dengan tali pusar.
- Liang Biji (Microphyle). Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih – putihan dan lunak yang disebut karankula.
Berkas – Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza). Merupakan
tempat pertemuan antara intergumen dengan nukleus. Tulang Biji
(Raphe). Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal
dari bakal biji.
|
Struktur Monokotil
|
Struktur Biji Monokotil
- Kulit Biji
- Endosperma, adalah jaringan yang mengelilingi embrio dan terdapat di kotiledon yang mengandung cadangan makanan.
- Skutellum / kotiledon / keping biji. Kotiledon mengandung cadangan makanan yang di dalamnya terdapat pati, protein dan beberapa jenis enzim.
- Koleoptil, adalah selubung ujung embrio/plumula.
- Plumula, adalah kuncup primer pucuk batang lembaga.
- Radikula (bakal akar).
- Koleoriza, adalah bagian yang menyelubungi akar.
- Embryonic axis, adalah bagian bawah/pangkal embrio.
- Hipokotil, adalah bagian bawah embryonic axis yang melekat pada kotiledon.
- Epikotil, adalah bagian atas embryonic axis yang melekat pada kotiledon.
- Embrio (bakal tumbuhan)
Perkecambahan
Perkecambahan (germination)
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji.
Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman
mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi
tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Kecambah adalah
tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di
dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu
tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan. Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga
bagian utama: radikula (akar embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan
air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya.
Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap
imbibisi (berarti “minum”). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya,
baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang
terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel biologi. sel-sel embrio
membesar dan biji melunak. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah
enzim perkecambahan awal. Selanjutnya bagian yang aktif melakukan mitosis
terangsang melakukan pembelahan sel, seperti di bagian ujung radikula.
Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak
dari dalam, yang pada akhirnya pecah.
Tahapan perkecambahan
Perkembangan bij berhubungan
dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain
imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman
bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya,
serta asimilasi (fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi)
terjadi melalui mikropil.
Air yang masuk kedalam
kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya
testa. Awal perkembangan didahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase,
dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air.
Enzim protease
segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam
amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan
sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa.
Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat
dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan
asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi.
Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi.
Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan
bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun
pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon
dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal
adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap
posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah
yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan
tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak.
Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan
kedalaman tanam.
Contoh Contoh Tumbuhan Monokotil
1. Suku rumput-rumputan (Graminae),
misalnya: padi, jagung, bambu, rumput, tebu, gandum.
2. Suku pinang-pinangan (Palmae),
misalnya: kelapa, rotan, kelapa sawit, aren, salak.
3. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae),
misalnya: kunyit, jahe, lengkuas.
4. Suku nanas-nanasan (Bromeliaceae),
misalnya: nanas.
5. Suku pisang-pisangan (Musaseae),
misalnya: pisang ambon, pisang kipas, pisang hias.
6. Suku anggrek-anggrekan (Orcidaceae),
misalnya: anggrek bulan, anggrek macan, anggrek yang tumbuh di hutan irian jaya
2.
Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan
berkeping biji dua (Dicotyledonae)
Ciri-ciri
tumbuhan berkeping dua adalah sebagai berikut:
- Ciri
utama tumbuhan berkeping biji dua atau tumbuhan dikotil adalah mremiliki dua
daun lembaga ( dua kotiledon ).
- Batang
pada umumnya bercabang.
- Daun
memiliki pertulangan menjari atau menyirip.
-
Jaringan pembuluh xilem dan floem pada batang dan akar tersusun dalam lingkaran
dan memiliki cambium, sehingga batang dan akar dapat tumbuh membesar.
- Bunga
memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk beraturan dengan warna
mencolok.
-
Memiliki sistem akar tunggal.
Contoh Contoh Tumbuhan Dikotil
1. Suku
getah-getahan (Euhorbiaceae), misalnya: singkong, jarak, karet, puring.
2. Suku
polong-polongan (Leguminosae), misalnya: putri malu, petai, flamboyan, kembang
merak, kacang kedelai, kacang tanah.
3. Suku
terung-terungan (Solanaceae), misalnya: kentang, terong, tomat, cabai,
kecubung.
4. Suku
jeruk-jerukan (Rutaceae), misalnya: jeruk manis, jeruk bali.
5. Suku
kapas-kapasan (Malvaceae), misalnya: kembang sepatu, kapas.
6. Suku
jambu-jambuan (Mirtaceae), misalnya: cengkih, jambu biji, jambu air, jambu
monyet, jamblang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada penelitian struktur
akar,batang dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil dapat saya simpulkan
bahwa akar,batang dan daun monokotil dengan dikotil mempunya struktur yang
berbeda. Selain itu tumbuhan monokotil dan dikotil mempunya perbedaan secara
fisik meliputi ; bentuk akar,bentuk sussum atau pola tulang daun, kaliptrogen
atau tudung akar,jumlah keping biji,kandungan akar dan batang lembaga.
Pertumbuhan akar dan batang tumbuhan monokotil meliputi ciri akar serabut
batang tisdak bercabang dan di dalam nya tidak ada kambium dan memiliki daun
sejajar atau melengkung sedangkan tumbuhan dikotil memiliki akar
tunggang,batang bercabang dan didalam nya terdapat kambium dan mempunyai bentuk
daun menjari dan menyirip.