Sabtu, 04 Juni 2016

MAKALAH MONOKOTIL

KATA PENGANTAR
           
            Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadiratnya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayat dan inayah nya kepada kami,sehinnga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini dengan baik dan benar.
Adapun makalah ilmiah tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehinggan dapat memperlancar pembuatan makalah ini.untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu. Kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya ataupun segi lainnya. Oleh karena itudengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritikkepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga dari makalah ilmiah biologi tentang tumbuhan dikotil dan monokotil ini dapat diambil pelajarnya sehingga dapat bermanfaat.






















BAB I
PENDAHULUAN







LATAR BELAKANG
            Tumbuhan berbiji ( spermatophyte) dapat dibedakan kelompoknya menjadi dua yaitu tumbuhan berbijiterbuka ( gymnosparmae ) dan tumbuhan berbiji tertutup ( angiospermae) dikelompokan lagi menjadi dua yaitu : tumbuhan berkeping satu ( monokotil) dan tumbuhan berkeping dua ( dikotil ) . masing masing jenis tumbuhan berkeping tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda beda baik secara morfologi maupun anatomi oleh karena itu untuk mengetahui anatomo atau jaringan yang ada pada tumbuhan. Sehingga dilakukan penelitian ini.

TUJUAN
1.      Mempelajari macam macam jaringan pada tumbuhan
2.       Mempelajari organ akar dan batang pada tumbuhan monokotil dan dikotil

















BAB II
Pembahasan

1. Tumbuhan DIKOTIL

Pengertian Dikotil : Tumbuhan biji berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan; kelompok yang lain adalah tumbuhan bijinya berkeping dua atau dikotil. Ciri monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena hanya memiliki satu daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita . Kelompok ini diakui sebagai takson (sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.

Berdasarkan analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat monofiletik atau holofiletik. Sistem klasifikasi APG II mengakui monokotil sebagai klad yang disebut monocots. Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya.


Terdapat sekitar 50 ribu hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal; menurut IUCN terdapat 59.300 jenis. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.


Anggota suku padi-padian (Poaceae atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman terluas di dunia karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan. Suku-suku lainnya yang tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), dan suku pisang-pisangan (Musaceae). Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.

Bagian – Bagian Biji Tumbuhan

Kulit Biji (Testa). Kulit biji terletak paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang lain pada biji itu. 

Pada kulit biji beberapa tumbuhan dapat dijumpai suatu lapisan sel memanjang secara radial, yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang – ruang interseluler yang dinamakan sel malpighi. Lapisan itu terdiri atas selulosa, lignin dan juga kitin. Lapisan testa terdiri dari :
  •     Sarkotesta : Lapisan terluar
  •     Sklerotesta : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras
  •     Endotesta : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging
Ada bagian – bagian yang sering menyertai permukaan biji, yang pada masing – masing biji mempunyai bagian yang berbeda. Bagian – bagian itu adalah:

  •  Sayap (Ala). Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga membentuk sayap.
  • Bulu (Coma). Merupakan penonjolan sel – sel kulit luar biji yang berupa rambut – rambut halus.
  •   Salut Biji (Arillus). Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
  •  Salut Biji Semu (Arillodium). Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).
  •   Pusar Biji (Hilus). Merupakan berkas perlekatan dengan tali pusar.
  •  Liang Biji (Microphyle). Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih – putihan dan lunak yang disebut karankula.

Berkas – Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza). Merupakan tempat pertemuan antara intergumen dengan nukleus. Tulang Biji (Raphe). Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari bakal biji.




Struktur Monokotil

Struktur Biji Monokotil

  •     Kulit Biji
  •     Endosperma, adalah jaringan yang mengelilingi embrio dan terdapat di kotiledon yang mengandung cadangan makanan.
  •     Skutellum / kotiledon / keping biji. Kotiledon mengandung cadangan makanan yang di dalamnya terdapat pati, protein dan beberapa jenis enzim.
  •     Koleoptil, adalah selubung ujung embrio/plumula.
  •     Plumula, adalah kuncup primer pucuk batang lembaga.
  •     Radikula (bakal akar).
  •     Koleoriza, adalah bagian yang menyelubungi akar.
  •     Embryonic axis, adalah bagian bawah/pangkal embrio.
  •     Hipokotil, adalah bagian bawah embryonic axis yang melekat pada kotiledon.
  •     Epikotil, adalah bagian atas embryonic axis yang melekat pada kotiledon.
  •     Embrio (bakal tumbuhan)





Perkecambahan




Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan. Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula (akar embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti “minum”). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel biologi. sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Selanjutnya bagian yang aktif melakukan mitosis terangsang melakukan pembelahan sel, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah.





Tahapan perkecambahan

Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil.
Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan didahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air.
Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.

Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.

 

 


Contoh Contoh Tumbuhan Monokotil

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan monokotil diantaranya:
1. Suku rumput-rumputan (Graminae), misalnya: padi, jagung, bambu, rumput, tebu, gandum.
2. Suku pinang-pinangan (Palmae), misalnya: kelapa, rotan, kelapa sawit, aren, salak.
3. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae), misalnya: kunyit, jahe, lengkuas.
4. Suku nanas-nanasan (Bromeliaceae), misalnya: nanas.
5. Suku pisang-pisangan (Musaseae), misalnya: pisang ambon, pisang kipas, pisang hias.
6. Suku anggrek-anggrekan (Orcidaceae), misalnya: anggrek bulan, anggrek macan, anggrek yang tumbuh di hutan irian jaya

2. Tumbuhan Dikotil

Tumbuhan berkeping biji dua (Dicotyledonae)
Ciri-ciri tumbuhan berkeping dua adalah sebagai berikut: 
- Ciri utama tumbuhan berkeping biji dua atau tumbuhan dikotil adalah mremiliki dua daun lembaga ( dua kotiledon ).
- Batang pada umumnya bercabang.
- Daun memiliki pertulangan menjari atau menyirip.
- Jaringan pembuluh xilem dan floem pada batang dan akar tersusun dalam lingkaran dan memiliki cambium, sehingga batang dan akar dapat tumbuh membesar.
- Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk beraturan dengan warna mencolok.
- Memiliki sistem akar tunggal.

Contoh Contoh Tumbuhan Dikotil

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan dikotil diantaranya:
1. Suku getah-getahan (Euhorbiaceae), misalnya: singkong, jarak, karet, puring.
2. Suku polong-polongan (Leguminosae), misalnya: putri malu, petai, flamboyan, kembang merak, kacang kedelai, kacang tanah.
3. Suku terung-terungan (Solanaceae), misalnya: kentang, terong, tomat, cabai, kecubung.
4. Suku jeruk-jerukan (Rutaceae), misalnya: jeruk manis, jeruk bali.
5. Suku kapas-kapasan (Malvaceae), misalnya: kembang sepatu, kapas.
6. Suku jambu-jambuan (Mirtaceae), misalnya: cengkih, jambu biji, jambu air, jambu monyet, jamblang.
BAB III
PENUTUP



KESIMPULAN
                        Pada penelitian struktur akar,batang dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil dapat saya simpulkan bahwa akar,batang dan daun monokotil dengan dikotil mempunya struktur yang berbeda. Selain itu tumbuhan monokotil dan dikotil mempunya perbedaan secara fisik meliputi ; bentuk akar,bentuk sussum atau pola tulang daun, kaliptrogen atau tudung akar,jumlah keping biji,kandungan akar dan batang lembaga. Pertumbuhan akar dan batang tumbuhan monokotil meliputi ciri akar serabut batang tisdak bercabang dan di dalam nya tidak ada kambium dan memiliki daun sejajar atau melengkung sedangkan tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang,batang bercabang dan didalam nya terdapat kambium dan mempunyai bentuk daun menjari dan menyirip.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar